TRAIL RUN


Minggu 11 Oktober 2015.
Aku menyiapkan mental penuh supaya bisa bersanding dengan lawan-lawan diluar sana. Fisik pun sudah siap bertanding. Ya, hari ini aku akan mengikuti kompetisi Trail Run. Penyelenggara yang mengadakan acara keren ini adalah Mapateksi Undip, mahasiswa pecinta alam teknik sipil setiap tahunnya mengadakan acara Trail Run . dan pada tahun 2015, Trail Run jatuh pada tanggal 11 Oktober . Aku pun tak luput menjadi bagian dari acara ini.
            Dengan biaya 60 ribu saja, aku dapat mengikuti kompetisi lari di tengah hutan ini. ada tawaran untuk membeli Jersey Trail Run, namun aku urungkan niatku untuk membelinya, toh tidak wajib.
            Lokasi Trail Run adalah di Wana Wisata Hutan Penggaron Ungaran. Pukul 05.00 aku sudah bangun dan bersiap menyambut kompetisi yang sudah di depan mata. Beberapa hari sebelumnya aku sudah berlatih untuk mengikuti acara ini. ketika aku di Jepara, aku latihan fisik setiap pagi di komplek perumahan ku yang treknya naik turun. Aku lakukan itu supaya tidak kaget ketika dilokasi Hutan Penggaron. Dan renang pun menjadi pilihanku dalam berlatih pernafasan, karena kelemahanku adalah pendeknya ketika aku mengambil nafas ketika lari. Aku terbiasa nafas melalui hidung bila berlari, dan itu akan membuat cepat lelah. Dalam renang aku membiasakan diri bernafas melalui hidung dan dikeluarkan lewat mulut. Supaya aku terbiasa berlari menggunakan nafas tersebut sehingga aku tidak cepet lelah dan menyerah.
            Sebelum menuju lokasi Trail Run, tak lupa mengisi perut dengan 2 lembar roti tawar dan susu. Perut terisi dulu sebagai kekuatan untuk menambah energi.
            Aku pun meluncur ke lokasi bersama temanku menggunakan motor. Minggu pagi, matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya. Udara segar pun terasa merasuk di hidung dan menembus kulit, membuat bulu kuduk berdiri.
            Sesampainya dilokasi, sudah ada beberapa peserta yang siap untuk melakukan kompetisi ini. ada rasa jiper dan minder melihat para peserta yang notabene pelari. Dan embel-embel runners pun melekat pada diri mereka secara mereka tergabung dengan komunitas lari di semarang. Dan aku? Hanyalah pelari sore hari biasa yang penat akan rutinitas skripsi dan cara melepas penat ku adalah dengan berlari pada sore hari di lapangan WP ataupun Stadion Undip saja. hahaha, dan alasan mengikuti kompetisi ini adalah ingin merasakan berlari di tengah hutan, mencoba pengalaman baru yang belum pernah ku lakukan sebelumnya. Trail run ini adalah kompetisi lari pertama yang aku ikuti. Sebelumnya, tidak pernah ikut kompetisi lari, hanya senang lari saja supaya badan sehat dan lemak yang bergelambir hilang. Untuk menjadi pelari sejati pun tak ada niatan. Hanya saja, aku tertarik dengan mengikuti kompetisi ini, mencoba keluar dari zona nyaman dan menantang diri sendiri, apakah sanggup?
            Break my limit! Kata yang kuserukan dalam hati, terus menerus bergema di gendang telinga. Berlarilah terus sekencang-kencangnya dengan rute yang jauuuh sampai kau rasakan bebanmu tercecer dijalan. Ya, tidak hanya keringat saja yang terbuang namun beban pikiran dalam otak bisa hilang dengan keseruan berlari. Aku pernah baca artikel di portal online, bahwa olahraga jogging pun selain menyehatkan bisa menciptakan hormon endorfin yang membuat kita makin positif dan menciptkan rasa bahagia. Dan aku akui kebenaranya, semenjak aku rutin jogging, beban ku pun terasa kurang sedikit demi sedikit, dan rasa bahagia muncul dikala penat melanda. Intinya, selain badan yang sehat, otak pun teras segar dan berujung pada pikiran positif sehingga menciptakan rasa bahagia. Bagi orang yang mencari-cari kebahagiaan itu dimana? Mungkin aku bisa menjawab dengan ; berlarilah, sejauh-jauhnya! 

           
Start Trail Run ini pukul 07.00, sebelum memulai pertandingan, semua peserta pun melakukan pemanasan bersama. Pemanasan dipandu oleh seorang pelari yang tergabung dengan Nomad Runners, dan salah satu anggota dari Mapateksi. Seluruh peserta mengikuti instruksi yang diberikannya. Selesai pemanasan, peserta kumpul digaris start. Dan peluit pun berseru tanda dimulainya pertandingan.
            Aku diantara pelari-pelari jago, merasa tenggelam. Hahaha, dan aku pun terus berlari mengikuti trek. Kanan kiri pohon-pohon kering sebagai supporters kami, menyemangati kami yang tengah terengah-engah dengan nafas yang memburu. Kaki kami pun sulit rasanya untuk berhenti, hanya ingin berlari dan menuju garis finish. Treknya pun tidak lurus-lurus saja, walaupun masih dijalanan aspal, tapi naik turun bro!
            Sesekali ditanjakan aku memberhentikan ayunan lari karena badan ini tidak kuat di tanjakan, tapi aku tidak lengah begitu saja, aku pun berjalan cepat. Ketika dijalan datar dan turunan aku pun melanjutkan lariku. Rasanya segar sekali, pagi hari ini berlari dengan para pelari diantara hutan-hutan yang memberikan udara segar, nikmat mana lagi yang kau dustakan? Terasa nikmat merasakan udara pagi diantara hutan-hutan dan berlari sekencang-kencangnya yang aku bisa.
            Kaki terus berlari, alam pun tak hentinya menyuguhkan pemandangan yang indah. Selepas dari hutan, kami pun sampai pada trek hamparan rumput yang luas. terlihat bekas kebakaran yang berwarna gelap dihamparan, dan pohon-pohon kering pun terasa sangat gersang. Beberapa peserta ada yang menghentikan langkahnya untuk mendokumentasikan pemandangan disekitar trek ini. namun, aku tak sempat untuk memfoto ataupun sekedar selfie, aku pun terus berlari sampai tiba pada tanjakan yang membuat nafasku memburu cepat. Aku tak kuat berlari ditanjakan ini, sehingga aku memutuskan untuk berjalan dengan cepat. Beberapa peserta pun turut menghentikan ayunan larinya dan memilih untuk berjalan cepat. Di trek ini, panitia memberikan minuman untuk pelepas dahaga. Segelas air mineral untuk melepas haus yang kian mendera, dan jangan lupa sampahnya dibuang ditempat sampah atau dibawa. Namun, kulihat beberapa peserta ada yang membuang sampah sembarang disepanjang jalan! Huh~
            Tanjakan di trek ini ternyata tak seberapa dengan tanjakan berikutnya, seperti tanjakan ketika di gunung. Tanjakan yang terjal dan hanya jalan setapak. Jadi, untuk melewati trek ini pun kudu satu persatu. Untuk lari sepertinya tak sanggup, maka aku pun berjalan. Sampai pada puncak tertinggi di trek ini, jalan datar pun membentang. Dan tak mau membuang waktu, aku pun berlari. Pohon-pohon lebat menutup cahaya matahari yang mengintip melalui celah pohon.  
            Terus berlari melewati pohon-pohon yang berjajar dengan rapi. Kemudian ada trek berupa turunan yang sangat curam. perlu mata tajam dan kehati-hatian supaya sanggup melewati turunan curam ini. jika kau gegabah, maka kau berlari dan akan tergulung-gulung. Lalu, aku memutuskan untuk prosotan saja. haha, seperti ketika turun gunung dengan trek macam ini. dan tak sadar dengan apa yang aku pegang sebagi penopang keseimbangan tubuhku, tiba-tiba darah mengucur deras di jariku. Ternyata yang aku pegang adalah ranting pohon yang banyak durinya. Aku tak melihatnya, aku hanya fokus pada turunan curam ini. untung, didepanku ada tim kesehatan yang siap dimintai pertolongan. Tim kesehatan itu dari KSR Undip, adek diklatku sendiri. So, darah yang mengucur di jariku pun aku sapu dengan kasa steril. Kemudian aku melanjutkan berlari, kata panitia yang berjaga diberbagai pos, garis finish sudah mulai tampak. Ya, aku melanjutkan perjalananku.
            Terus kulangkahkan kakiku. Suara dari speaker pun kian dekat. pertanda garis finish sudah dekat. bajuku sudah basah oleh keringat. Pemandangan masih dihiasi pohon-pohon yang menjulang. Kami melewati trek pertama saat kita mulai lari.dan, garis finish pun sudah didepan mata. Kalau tadi diawal kita mendapati turunan, sebaliknya sampai di finish kita pun melewati tanjakan. Kami pun disambut panitia yang sudah menunggu di garis finish. Memberikan semangat pada peserta untuk terus mengayunkan kakinya sampai garis finish.
            Dan yeay, sampailah aku pada garis finish. Nafas memburu dengan kencang, peluh mengucur begitu deras. Sampai garis finish disambut oleh huru-hara panitia yang menyemangati dan tepuk tangan riuh menggema dari tangan mereka. Panitia menyemabut kedatangan peserta digaris finish dengan meriah. Jabat tangan tanda penghargaan pun dilayangkan kepada peserta atas usaha yang ditempuh selama kompetisi. Jarak 5km tidaklah panjang, namun trek yang dilalui naik turun berliku dan itu menantang adrenalin. Jarak 5km ku tempuh dengan waktu sekitar 55menitan.
            Pemenang kompetisi ini adalah pria berasal dari salatiga yang menempuh waktu 21menit. Dipilih 3 pemenang dan itu pria semua. Setelah penetapan pemenang, saatnya untuk pembagian doorprize. Hadiah utama adalah b-pro. Ah sayang aku tidak dapat doorprize! selain kompetisi lari, acara ini pun ada kompetisi instagram dengan tema “trail run” dan hadiah utama i-pod, wew! Selamat buat pemenang!

Post a Comment

silahkan berkomentar sesuka hati disini..

My Instagram

Copyright © Amirotul Choiriah . Blogger Templates Designed by OddThemes