Fill The off Day with Hiking to Ungaran's Peak

Gunung yang sering aku jejaki berkali-kali adalah Gunung Ungaran. Secara gunung ini yang paling deket dengan domisiliku di Semarang. Entah untuk refreshing atau acara organisasi, Gunung Ungaran menjadi tempat favorit. 

Sekarang aku mau naik Gunung Ungaran. Sudah berkali-kali kesini, tapi nggak pernah sampai puncak. Ujung-ujungnya sampai Promasan aja. Sebab tiap kesini acaraku selalu berada di Promasan. And now, I wanna reach that mountain peak. Aku bersama Mas Khanif, Rafa dan Mbak Lita. Sengaja banget ke Ungaran, karena alasannya suwung dikosan nggak ada kerjaan jadinya kami pun melipir ke Ungaran.

Perjalanan naik motor. Kalau dari Tembalang, sampai sana yah sekitar sejaman lah. Dalam perjalanan, hujan pun deras mengguyur. Sampai Jimbaran, kami berhenti sejenak untuk makan bakso. Butuh kehangatan cyin! 

Selesai makan bakso, kami sholat magrib dulu. Habis itu langsung caaoo menuju beskem mawar. Parkirin motor di Mawar dikenai biaya 3ribu permotor dan biaya retribusi pendakian Gunung Ungaran hanya 5ribu saja.

Hari sudah gelap. Derap langkah dan nafas memburu tak membuat kami surut untuk menuju titik atas. Berhubung ini malam minggu, banyak orang yang berbondong-bondong melakukan pendakian. Beberapa langkah kami sempat terhenti karena 'macet'. Tidak hanya jalanan kota saja yang macet akan kendaraan, tapi di gunung saat ini, disaat semua senang eksplorasi hal-hal baru yang sedang marak, viral dan berujung pada pengisian feeds instagram, sehingga membuat jalur setapak ini macet. 

Sampai Promasan pukul 10.00pm. Kami menselonjorkan kaki dirumah Pak Min. Jadi, Promasan ini adalah desa tertinggi di Ungaran. Hanya ada beberapa rumah diketinggian 1800mdpl ini. Dan ini menjadi keuntungan sendiri bagi para pendaki Gunung Ungaran untuk singgah kerumah penduduk yang tidak membawa tenda. Bisa menginap dan bisa pesan makanan di rumah penduduk. Kalau langgananku tiap kesini sih di Pak Min. Rumahnya cukup luas dan makanan yang tersaji pun enak.

Kami akan menuju puncak pukul 03.00. Kami akan berburu sunsrise. Cant wait for tomorrow. Jadi, di rumah Pak Min kami pun ngobrol-ngobrol gitu terus tidur karena besok akan melakukan perjalanan lagi.

Pukul 03.00 alarm jam berbunyi. Kami pun berangkat menuju puncak. Udara dingin menerpa melaluli celah jaket. Dingin banget gan! Tapi, jika kaki ini terus di gerakkan, maka kami akan lupa akan rasa dingin. Tubuh kami akan panas dan peluh mengucur deras.

Lagi-lagi kami mengalami 'macet' saat pendakian menuju puncak. Di tengah gelap malam dan cahaya senter dari pendaki, membuatku memperhatikan mereka. Ada beberapa pendaki yang kurang memperdulikan 'safety first'. Misal aja, trek pendakian ini berupa tanah dan batu-batuan yang menanjak. Nah, atribut kaki mereka kurasa kurang cocok di medan ini. Pantasnya di mall atau jalanan datar.Bayangkan saja, beberapa perempuan naik gunung menggunakan sepatu sendal crocks. Itu pasti licin banget dan ku perhatikan jalannya mereka emang agak susah.  Jadi, sering kepleset-kepleset gitu.

Sampai puncak, dunia sudah terang. Pagi menyapa. dan, yeah sunrise yang kami harapkan, tidak ada. Digantikan kabut yang mendominasi puncak. Well, thats ok. Sampai puncak yang kulihat adalah; people. Yap, kayak pasar dan parade tenda. Ada banyak orang yang mendirikan tenda di puncak. 

Cukup sudah pendakian Gunung Ungaran menjadi pengobat rasa suwung yang mendera anak mahasiswa tingkat akhir ini. Saatnya kembali kerutinitas masing-masing karena pikiran sudah fresh!

Di Promasan ada yang Jual Eksrim





Puncak Gunung Ungaran










Promasan

Post a Comment

silahkan berkomentar sesuka hati disini..

My Instagram

Copyright © Amirotul Choiriah . Blogger Templates Designed by OddThemes