Meditasi by Marcus Aurelius



Saat ini stoisisme sering dibahas oleh para influencer di youtube, tiktok dan instagram. Banyak sekali orang-orang yang mencoba menerapkan stoisisme di kehidupan mereka. Stoisisme sendiri merupakan ajaran filsafat yang mengedepankan untuk hidup dengan penuh kebijaksanaan dan kesadaran. Segala sesuatu adalah netral. Untuk bisa bahagia yang menentukan adalah diri sendiri. Intinya dari stoisisme ini adalah hidup selaras dengan alam.

Salah satu tokoh stoisisme adalah Marcus Aurelius. Salah satu karyanya yang mencuri perhatianku buat dibaca adalah berjudul Meditasi. Buku ini ditulis dari 161 hingga 180M. Marcus Aurelius adalah seorang kaisar Romawi yang juga berperan sebagai filsuf.  Buku Meditasi ini menawarkan serangkaian refleksi dan latihan spiritual menantang yang dikembangkan ketika Marcus Aurelius berjuang untuk memahami dirinya sendiri dan alam semesta.

Marcus Aurelius memandang filsafat adalah terapi jiwa dan ia mempraktikan beragam terapi itu pada jiwanya. Dengan begitu, tulisan-tulisannya ini adalah obat bagi dirinya.

Dalam buku ini, Marcus Aurelius mengajarkan kita untuk selalu Mindful disetiap hembusan nafas. Hidup dengan penuh kesadaran. Fokus pada saat yang terjadi saat ini, bukan masa lalu maupun masa depan. Hidup di saat sini dan kini. Sadar dengan apa yang bisa dikendalikan saja. Untuk hal yang tidak bisa dikendalikan, bukan urusan kita untuk pusing memikirkannya. Kedamaian akan menyelimuti untuk orang-orang yang bisa mempraktikan Mindfulness ini.

Manusia sering merasakan cemas, khawatir, ragu dan takut bila mengalami suatu keadaan tertentu. Marcus Aurelius pun menyarankan untuk saatnya kembali ke dalam diri sendiri. Berkomunikasi kepada diri sendiri. Apa yang sebenarnya perlu dikhawatirkan, cemaskan, ragukan dan takutkan? Jika sesuatu diluar kendali kita, tak perlu membuang energi untuk merasakan kegetiran itu semua. Mulai fokuskan untuk apa yang bisa di kontrol saat ini.

Salah satu catatan yang ia tuliskan dalam jurnalnya, "Jiwaku, akankah kau selalu baik, sederhana, tersendiri, apa adanya, lebih terang dari raga yang membungkusmu? Apakah kau selalu menikmati fitrah untuk mencintai dan menyayangi? Akankan kau kau akan selalu merasa cukup dan bebas dari kekurangan, tidak kehilangan apapun, tidak menginginkan apapun yang bernyawa atau tak bernyawa untuk menikmati kesenangan? Atau menginkan waktu untuk kenikmatan yang lebih lama, atau kenyamanan suatu tempat, ruang, dan suasana? Atau kawan-kawan yang menyenangkan? Tidak, tidakkah kau akan lebih puas dengan keadaan saat ini dan menikmati semua yang menjadi milikmu saat ini? Tidakkah kau akan meyakinkan dirimu bahwa semua pengalamanmu berasal dari Tuhan, bahwa semuanya baik-baik saja dan akan baik-baik saja untukmu, semua dilihatNya pas untukmu, kini dan nanti, dalam pemeliharaan oleh Zat sempurna, yang baik, adil dan indah, yang menciptakan segala hal."

2 comments :

  1. Jadi intinya tidak memikirkan masa lalu dan masa depan hanya fokus pada keadaan saat ini saja. Begitukah?

    ReplyDelete
  2. Manusia kadang cemas, takut, atau ragu. Apa yang perlu dicemaskan.

    Kadang cemas kalo barang harganya naik tapi gaji ngga naik. Berpikir saja tidak bikin perut kenyang kan.😂

    ReplyDelete

silahkan berkomentar sesuka hati disini..

My Instagram

Copyright © Amirotul Choiriah . Blogger Templates Designed by OddThemes