The Luckiest Alive: Bercerita Tentang Korban Pelecehan Seksual

Sebagai perempuan yang pernah mengalami kejadian traumatis, tentu saja untuk speak up itu sangatlah sulit. Rasa dihakimi, rasa tak berdaya sebagai perempuan yang sering diremehkan, terus membayangi perempuan yang pernah mengalami pelecehan seksual. Untuk bicarapun, ia merasa takut karena itu kejadian yang memalukan sekaligus menghancurkan harga dirinya.



Hal ini pun dialami oleh Tiffany Fanelli, seorang jurnalistik di New Yorks Time yang masa remajanya mengalami pelecehan seksual yaitu diperkosa oleh beberapa teman sekelasnya tanpa ada rasa bersalahpun. Malahan Ani, panggilannya, yang disalahkan karena terlalu "mau". Dean Barton, teman sekelasnya dan salah satu pelaku pemerkosaan itu malah menyalakan Ani karena terlibat dalam kasus penembakan di sekolahnya.

Pacar Ani, sangat marah terhadap perlakuan teman-teman sekelasnya itu yang melakukan tindakan tak senonoh dan tidak mau minta maaf. Dan akhirnya, Arthur Finnerman, pacar Ani saat itu, melakukan penembakan di sekolahnya untuk menghukum para pelaku-pelaku tindakan keji itu. Namun, pada akhirnya Arthur terbunuh sendiri. Dean Borton dan Ani Fanelli tetap hidup, sedangkan pelaku perkosaan itu pada meninggal tertembak oleh Arthur Finnerman.

Saat dewasa, Ani mengubur masa lalu kelamnya itu dan memulai hidup yang baru. Bayang-bayang kejadian itu tentu saja masih ada. Dan aku yakin, tiap orang yang pernah mengalami kejadi keji ini, tak akan bisa melupakan kejadian tersebut 100%. Dan Ani, berubah 180 derajat menjadi wanita yang elegan, asyik dan menyenangkan. Namun, tanpa ia sadari ia hanya memakai topeng belaka. Ia tidak bisa menjadi dirinya sendiri. Ani terus berusaha mati-matian untuk menunjukan kepada orang-orang yang meremehkannya bahwa ia bisa berhasil sukses menjadi wanita yang berdaya dalam karirnya sebagai jurnalis di New York Time. 

Ani pun memiliki pasangan Luke Harrison, seorang pria tampan dan kaya raya. Tanpa ia sadari, Luke ini sebagai salah satu pencapaian atas dirinya untuk balas dendam kepada masa lalunya agar ia tidak diremehkan lagi.

Dean Borton, terus mengarang cerita tentang penembakan yang terjadi pada masa lalu. Ia menyebut dirinya sebagai pahlawan. Namun, kebohongan tetap kebohongan yang suatu saat akan terbongkar. Jadi, Aaron Wickersham ingin membuat film dokumenter tentang peristiwa penembakan tersebut. Dan Dean bersedia. Namun, Ani tidak berkenan karena itu membuka luka lamanya dan ia tidak ingin semua orang tau apa yang terjadi dalam hidupnya.

Namun, setelah dibujuk akhirnya Ani  mengikuti syuting tersebut tapi ada syaratnya yakni ia tidak ingin bertemu Dean. Sayangnya, pihak pembuat film tersebut mengingkari janjinya. Dean yang lumpuh datang memakai kursi roda. Alhasil, Ani langsung kabur dan pergi meninggalkan lokasi syutingnya.

Danpada akhirnya, kebeneran atas kejadian tersebut jika ditutupi terus menerus rasanya seperti bom waktu yang akan meledak sendirinya. Ani pun menjebak Dean untuk mengakui bahwa dialah yang melakukan tindakan tak berperikemanusiaan itu kepadanya, dan Ani pun merekam percakapan tersebut. 

Ani memanfaatkan posisinya sebagai jurnalis dan menuliskan tentang kejadian masa lalunya tanpa ditutupi sama sekali. awalnya masayarakat mengelu-elukan Dean sebagai pahlawan atas kejadian penembakan itu, namun kini berbalik arah. Mereka jadi berpihak kepada Ani. Dan keuntungan dari tulisan Ani yang sudah menyebar kemana-mana menyadarkan kepada perempuan korban pelecehan seksual untuk tidak harus malu ataupun merasa dirinya rendah.

Perempuan perlu speak up agar tidak berjatuhan korban selanjutnya. Dampak dari pelecehan seksual ini tidak hanya fisik saja tapi juga menyerang secara mental. Jika ini didiamkan, para korban tersebut akan terus memendam yang ia alami dan itu berdampak dengan jati dirinya.

Semangat untuk para perempuan diluar sana. Kamu tidak salah. Kamu berharga. Kamu pantas untuk hidup tentang dan damai. Tidak ada satu pun yang bisa merendahkan kamu!

Film ini sangat baguuus banget untuk di tonton karena bisa merubah mindset kita dan lebih berempati kepada manusia. Film ini baru saja rilis di Netflix dan diperankan oleh Mila Kunis, Chiara Aurelia, Luke Harrison dll.


2 comments :

  1. Sebuah film yang menarik mbak, korban kekerasan seksual memang harus berani maju, tidak terjebak dengan masa lalu merasa rendah diri atau dirinya kurang berharga.

    ReplyDelete
  2. Wah, kebetulan lagi nyari yang bagus di Netflix. Dari reviewnya sepertinya sangat "real", sering terjadi di kehidupan nyata. Korban malah dianggap "menikmati" hanya karena gak melawan/teriak. Padahal reaksi toap orang pada rasa takut kan beda-beda... Meski kayanya seram tapi aku bakal nonton, apalgi ada Mila Kunis. Thanks reviewnya ya! :)

    ReplyDelete

silahkan berkomentar sesuka hati disini..

My Instagram

Copyright © Amirotul Choiriah . Blogger Templates Designed by OddThemes