Belajar Bersama Anak-Anak Desa Kemiriombo


Tak terasa gelap pun jatuh. Matahari di gantikan bulan. Terang menjadi gelap. Suasana desa terasa kental disini. Tak ada suara motor, hanya suara jangkrik dan udara yang adem menentramkan. Para anak-anak di desa Kemiriombo berkunjung ke posko kami. Mereka mencari perhatian kami dengan membawa pr dan buku pelajaran. Kami pun mengajari mereka apa yang tidak mereka kuasai. Kami membantu mengerjakan pr, sesekali menjadi guru dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan supaya mereka bisa menguasai materi. Suara gaduh anak-anak desa menjadi warna tersendiri untuk kami. Canda tawa anak desa yang belum terkontaminasi dengan hingar kota, menyentuh hati kami. Mereka asyik bermain dengan teman sebaya nya ketika pr sudah selesai, terkadang meminta kami untuk bermain sama mereka. Namun ada beberapa anak yang membawa hp dan sibuk memainkan hp mereka. Pffuuh..

            Terkadang kami mengajak mereka menonton film. Kami menyetel film tentang anak-anak, kartun atau 3 dimensi. Film-film itu tidak hanya menyediakan hiburan semata namun memberikan nilai moral yang bisa diserap oleh anak-anak seusia mereka. Terkadang kami pun memberi gambaran-gambaran mana yang patut dilakukan ataupun yang tidak. Anak-anak mangut-mangut dengan celotehan kami.
            Hampir setiap hari anak-anak datang ke posko kami. Pada suatu hari mereka meminta kami untuk mempertontonkan film. Tapi mereka tidak mau film kartun, mereka minta film horror. Okedeh, sesekali kami menuruti mereka dengan mempertontonkan film yang waktu itu lagi hits,film horror berjudul The Conjuring. Anak-anak pada terkesiap melihat tayangan yang disajikan itu. Mereka tidak takut, cuman bergidik ngeri. 

            Selain belajar dan menonton film, anak-anak sering menceritakan kehidupan mereka pada kami. Kami pun turut ketawa-ketawa dengan cerita masa kanak-kanak mereka, kami pun kadang teringat masa kecil kami. Penuh tawa dan yang dipikirkan hanya bermain dan sekolah saja. beban hidup tak sebanyak ketika kami sudah jadi dewasa. Ada satu anak yang hiperaktif, namanya indra. Kami memanggilnya malih. Orangnya super reseh, suka cari perhatian dan membuat kami tertawa. Dia Sering jadi bahan bullyan. Tidak kami saja yang membully, teman-temannya pun ikut-ikutan. Kami pun mencomblangkan dia sama Ajeng. Tidak jauh dari Indra, Ajeng pun sama hiperaktifnya. Ini Indra versi cewek. Tapi dasar anak kecil, Indra yang dikecengin sama Ajeng, woles-woles aja memasang tampang polos seolah kayak tak terjadi apa-apa.

Post a Comment

silahkan berkomentar sesuka hati disini..

My Instagram

Copyright © Amirotul Choiriah . Blogger Templates Designed by OddThemes