Finally, My dreams come true! Ini adalah keinginanku sejak kuliah untuk mengunjungi objek wisata Bromo. Dan baru terlaksana tahun ini. Senang bukan main pastinya. Aku pergi ke Bromo bersama teman kantor dengan mengendarai bis. Berangkat pukul 13.00 WIB dari Jepara dan sampai di Bromo pukul 02.00 WIB.
Setibanya di parkiran jeep, udara dingin menyeruak. Aku harus sudah siap dengan memakai jaket tebal, syal dan sarung tangan. Bulan Agustus ini udara sedang dingin-dinginnya. Kemudian kami menuju jeep yang telah dipesan oleh temanku untuk menuju di dataran tinggi Bromo. Rencananya kami ingin mengejar sunrise.
Perjalanan menggunakan jeep ini sungguh menyiksa. Perutku diaduk-aduk dan kepalaku pening bukan main. Secara jalanan menuju dataran tinggi itu meliuk-liuk. Berkali-kali melewati tikungan tajam. Aku pun melambaikan tangan tanda tak kuat. Aku tak kuat menahan mual yang menyiksa perutku. Akhirnya.. aku muntah. Hari pun masih gelap jadi kita tidak bisa melihat pemandangan apapun.
Ditengah jalan, mobil jeep kami berhenti. Maju-berhenti-maju-berhenti begitulah ritmenya. Menambah rasa mual dan kepala pening. Ternyata jalanan yang menanjak itu macet total oleh jeep-jeep yang disewa wisatawan. Akhirnya kami disuruh jalan dan naik ojek untuk sampai di puncak. Demi sunrise! Naik ojek ini dikenai biaya 50.000. Aku berboncengan sama temen aku, jadi masing-masing bayar 25.000.
Mengendarai ojek didataran tinggi ini sungguh menegangkan. Apalagi kami berceng-lu yang artinya bonceng telu. Maksutnya, satu motor dinaikin bertiga. Dan pak ojeknya ini cukup ngebut ya. Jadi agak horror. Berkali-kali aku bilang, "Pak pelan saja dong!"
Sampai diatas kami harus naik lagu untuk sampai dipuncak tertinggi. Kami harus berdesak-desakan untuk foto dengan background sunrise Bromo, secara banyak wisatawan lokal maupun asing yang menikmati liburan di Bromo.
Pemandangan sunrise diatas dataran tinggi Bromo ini menakjubkan dengan gradasi antara warna orange, unggu dan gelap. Ciptaan Allah yang tak boleh didustakan begitu saja. Udara dingin menyergap namun kalah dengan cakrawala yang disajikan untuk para penikmat sunrise. berkali-kali mengucap syukur, Indonesia ini sangat Indah.
Kami pun turun untuk menuju kawah Bromo. Kami menggunakan ojek lagi dan harus cenglu lagi, hua. namun kali ini harganya Rp. 25.000 buat berdua. Lagi-lagi macet. Kami pun melipir mencari celah jalan untuk segera sampai di tempat jeep kami berada.
Jeep kami melaju melewati pasir di kawasan Bromo. Lalu kami menuju kawah menggunakan kuda. Yeay, baru pertama naik kuda ni! Awalnya sih agak takut, tapi diyakinin sama bapaknya, "Gakpapa, santai saja" dan well, semua berjalan dengan mulus.
Kuda berhenti di parkiran kuda. Ada banyak kuda yang membantu para wisatawan untuk menuju ke puncak kawah. Tapi sayang tidak bisa mengantarkan ke puncak, karena treknya tajam dan menggunakan tangga. Lagi-lagi, macet. Kali ini macet karena banyak orang. Semua orang berbondong-bondong menuju puncak.
Puncak Kawah
Setelah di puncak kawah, kami pun turun lagi. Dan harus ngantri lagi. Perjalanan selanjutnya adalah ke Pasir berbisik. Hamparan pasir membisikan di wajah, halah.
Hamparan pasir luas dan pemandangan pegunungan di kawasan Bromo ini memang bagus buat dijadikan spot foto yang instagramable gitu!
Sepakat sekali kalau perjalanan ke Bromo naik jeep hartop itu bikin mual tak karuan. Saat itu pun saya mual sekali, tapi tak sampai muntah. Saya pikir akan jadi bad day, ternyata sesampai di lautan pasir walaupun mobil melaju terjal, tidak apa-apa, baik-baik saja, nggak seperti di jalan yang meliuk-liuk itu. Hehe
ReplyDeleteHahah memang ya. Jalannya minta ampun. Tapi pas sampe di kawasan Bromo indah banget! Gak nyesel.
DeletePuncak kawah Bromo indah banggeett...!! Apalagi ada merah-merah sunrise-nya...
ReplyDeleteOya, suasana Pasir Berbisik itu seperti tandus di padang pasir gitu ya??
indah banget mbak! pasir berbisik tuh hamparan pasir luaas banget, yap kaya padang pasir. bedanya ini pasirnya item :D
DeleteMembaca ceritanya Mbak mengingatkan aku dulu saat ke Bromo pada bulan Oktober. Namun, kami perginya barengan orang Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, jadi semuanya serba gratis. Hehehe. Kami pun bukan naik jeep tapi naik mobil patroli mereka. Sungguh luar biasa saat sampai ke sana.😍
ReplyDeletecenglu di rute sunrise bromo pengalaman yang mantap banget itu kak! degdegan abis pasti :")
ReplyDeleteSaya orang banyuwangi tapi malah belum pernah ke Bromo. Padahal cukup deket, dibandingkan sekarang dari Jakarta 🤣🤣🤣🤣
ReplyDeleteBromo ini salah satu destinasi wisata yang pengen saya kunjungi lagi. soalnya bagus banget. apalagi sensasi naik jeepnya yang seru
ReplyDeleteWaahh ke sana pas Agustus? sama dong mba, saya kemaren jug ke sana pas lagi dingin-dinginnya.
ReplyDeleteCuman Alhamdulillah gak sampai pusing sih, saya masuk dari arah Pasuruan, dan baru pukul 4 menuju penanjakan, alhasil pas macet udah gak nunggu, langsung turun dan naik ojek, Alhamdulillah juga dapatnya ojek cewek, jadi bisa pegangan terlebih saya bawa bayi waktu itu hahaha
Keren euyyy Bromo, bikin kangen :)
Kapan ya punya kesempatan main ke bromo, kayaknya impian bangetttt deh...
ReplyDeleteKalau naik kuda harganya berapa mbak?
semoga tahun 2019 bisa kesana looonn :)) harganya 150.000, tapi kemare karena aku rombongan jadi 100.000
DeleteKeren... tahun ini saya juga ke Dieng. Lihat sunrise. ikut lava tour naik jeep. Asyik ya mbak. Alhamdulillah ada kesempatan.
ReplyDeleteWow Bromo salah satu destinasi impian saya, ntah kapan bisa trwujud bisa kesana apalagi skrg sudah punya anak, btw keren2 bgt pemandangannya ya mba cuman di Indonesia aja yg kayak gini :)
ReplyDeleteAku terakhir ke sana pas Long Weekend tapi Alhamdulillah jeepnya dapat parkir di depan2 gitu jadi nggak perlu naik ojek lagi. Dinginnya lumayan yaaa bikin tangan kaku :D
ReplyDeleteFoto-fotonya bagus mbak ^^
ReplyDelete