11 Agustus adalah ulang tahun
icin. Kami berkumpul di ruang tamu menunggu detik-detik pergantian hari untuk
mengucapkan selamat ulang tahun kepada icin. Keeseokan harinya, icin merayakan
ulang tahunnya. Mengajak kami refreshing sejenak untuk menikmati hingar bingar
kota di Magelang. Perjalanan yang ditempuh cukup jauh. Tujuan kami ke Artos,
salah satu mall terbesar di Magelang. Kami jauh-jauh kesana untuk ditraktir
icin di solaria.
Sambil
menunggu makanan datang, tak lelah kami bercanda-canda. Sebelumnya kami
menonton film “The Dictators”. Film komedi tentang kediktatoran seorang
pempimpin negara di wadaya. Logat arab yang sangat kental sering kami tirukan.
Salah satu katanya yang terus kami dengungkan adalah “american si number wa’an
(one)” dengan suara yang dibuat-buat sefasih mungkin menyerupai di film
tersebut. Nah, ketika kami tengah asyik-asyiknya menirukan logat arab,
tiba-tiba di solaria kedatangan pembeli dengan pakaian khimar. Dan beberapa
orang itu tidaklah asli orang indonesia, tapi arab. Kami sedari tadi berceloteh
tentang logat arab tiba-tiba menghentikan bercandaan kami dan ngakak
bareng-bareng.
Kami
membelikan kado icin berupa flatshoes yang kami beli di little things. Itu
adalah persembahan kami untuk kenang-kenangan.Di artos aku meminta temen-temen
untuk membeli buku supaya disumbangkan ke sekolah-sekolah. Mumpung ada diskon,
lumayan murah meriah~ dan itu juga membantu keberhasilan prokerku tentang
pengadaan buku untuk membantu sekolah-sekolah di Desa Kemiriombo yang memiliki
sedikit buku untuk anak-anak. Padahal minat baca itu perlu loh, dan di desa ini
minat nya kurang tinggi.
Selain icin yang ulang tahun, ada satu teman kami yang
ulang tahun tepat tanggal 17 Agustus. Dia adalah Agnes. Dia pun tak mau kalah
untuk merayakan ulang tahunnya. Dia sudah memesan makanan disebuah restoran di
kota temanggung. Tapi berhubung waktu itu ada acara di desa yang tak bisa
ditinggalkan, kami pun tak jadi untuk merayakan ulang tahun agnes di restoran
yang sudah ia siapkan. Makanan yang sudah ia pesan dibungkus dan dibawa pulang.
Kami merayakannya di posko. Makan bersama dengan canda tawa yang membungkus
malam itu. Agnes sempat nangis karena ia merasa telah dilupakan orang tuanya
dihari spesialnya itu. Di meja makan ia tersedu-sedu. Empati kami pun muncul, kami
memeluknya dan menenangkan.
Post a Comment
silahkan berkomentar sesuka hati disini..