menyusuri goa kiskenda, kendal

14 juni 2012 , tepat pukul 22.00.. rombogan matrapala undip, melakukan perjalanan sakral menuju ke goa kiskendo, kendal. Perjalanan yang ditempuh malam begini memang mengasyikkan, karena sepi dan senyap. Tak ada kendaraan yang melintas selain kendaraan rombongan manis ini.
Sampai pada satu titik kegelapan mendalam, karena kanan kiri yang ada hanya hutan pinus dan jalanannya pun tak datar, naik turun.. dan itu sangat curam. Sialnya lagi, aku memakai carier besar yang tak tanggung-tanggung beratnya seperti menggendong sorang hulk yang sudah bertransformasi menjadi raksasa hijau menjijikan. 
Perjalanan yang ditempuh hampir satu setengah jam-an itu akhirnya sampai pada tempat yang dituju. Wew.. motor berhenti. Tempat asing dan menyeramkan. Lampu enggan memasangkan dirinya di tempat ini. Alhasil.. pakai senter supaya ada penerangan, walau hanya setitik cahaya kecil.
Waktu itu langsung berjalan turun kebawah. Turunan berbatu. Seharusnya ini berupa tangga, tapi terkikis oleh jaman.. tangga ini rusak, jadilah berbatu-batu. Perlu ekstra hati-hati dalam melangkahkan kaki. Kemudian.. melewati jembatan yang lapuk dan karat dimana-mana.
Tibalah di hutan. Cari tempat aman untuk mendirikan tenda. Tengah malam gini, mendirikan tenda dan dibantu oleh beberapa senter. Amazing.. amazing !!
Peserta dan panitia berpisah beberapa spasi dalam pembangunan tenda. Jarak yang lumayan.
Satu hal lagi malas aku bahas dalam tulisan ini, beberapa personil amm yang tega meninggalkan kami berlapan. Dari berlimabelas, jadi berlapan. Tega !!!
Gapapa.. toh, acara berlangsung dengan khidmat dan menyenangkan.
Tenda sudah jadi, saatnya tidur. Tapi gak bisa. Perlu adaptasi mendalam untuk bisa peka di tempat baru ini. Apalagi kopi yang aku minum sebelum keberangkatan, aa… teman-teman sudah tidur dengan nyenyaknya, aku belum terjaga sama sekali. Aku yang setenda dengan arin, aku ajak ngobrol terus dia. Pokoknya arin gaboleh tidur sebelum aku tidur. Hehe..
Pagi menjelang dengan dingin menusuk-nusuk tulang. Hoahm.. ngantuk, semalaman gabisa tidur. Pegel semuaaa. Pengen pipis tapi tak tahu kamar mandi dimana letaknya berada. Kami, berjalan menyusuri tempat ini, melewati turunan curam dan licin.. menuju sungai dibawah. Amazing !
Para cewek cantik ini akhirnya melakukan pembuangan pipis disungai. Wekaka.. waspada, mata berjaga bak satpam.. barangkali ada orang lewat. Haha.. lolos, tak ada orang nakal yang melihat ritual sakral ini.
Air sungai yang deras mengalir , menciptakan keciprat keciprat ketika menabrak batu besar. udara pagi yang segar, pemandangan sawah terasering yang menakjubkan. Tak pernah menyesal menemukan sungai ini. Walau rintangan dalam perjalanan ini menyakitkan. Jalanan licin, soalnya.

Seperti para penikmat alam lainnya, masak menggunakan kompr gas kecil dan nesting. Ini bukan sembarangan memasak, tapi memasak yang begitu wah. Tau artinya, hanna yang menyiapkan sarapan untuk kami. Dengan lauk kering tempe dan telur dadar. Enak. Apalagi dimakan dibawah pohon beralaskan matras ini, ditambah lagi asupan kebersamaan yang langka terjadi. Semakin nimat dan nagih.
Makan sudah dilakukan. Waktunya untuk pemberian materi dari kakak senior. Jujur, bikin ngantuk. Angin sepoi-sepoi mengiming-imingi untuk terjaga. Materi tentang managemen ekspedisi dan catatan perjalan de el el. Lupa.
Setelah materi. Ini yang paling mengasyikkan. CAVING !! ulalala.. menyusuri goa kiskendo. Gua nya basah. Baru tahu, ternyata gua itu ada airnya. Selama ini aku selalu kepikiran gua itu kaya di kartun spongebob.. kering. Ternyata salah ya. Tak lupa bawa senter, karena di gua ini benar-benar gelap. Pakai jas hujan dan helm. Alamak.. jas ujan-nya oneng sobek ketarik-tarik ama batu .
Tak selamanya posisi kita di gua ini berdiri terus. Karena gua ini labil. Adakalanya kita berjalan jongkok. Yang aku pijak ini adalah batu-batuan dan ada aliran airnya serta stalagmit yang terkadang memotong jalan setapak kemudian menyuruh kami untuk melompatinya. helm ku panik dengan menjedug-jedugan dirinya ke stalagtit yang ada dilangit-langit goa. Jedug jedug.. aku nikmati alur ini dengan santai.
Dilangit-langit goa yang berjarak beberapa centi dari kepalaku, terdapat kelelawar banyak. Jangan pernah mematikan senter. Karena kelelawar akan memangsamu dan menjadikanmu superhero atau lebih tepatnya siluman kelelawar.
Rute ini terlalu panjang. Sampai kita merangkak karena langit-langit goa hanya berjarak 1 meter dari permukaan. Terus merangkak.. asal tahu saja, badan ku ditampu oleh batu dan aliran sungai. Coba bayangkan, ini sangat menakjubkan sekali.
Jalan tak pernah mulus . dan butuh pengorbanan untuk sampai pada titik terang, pintu goa.
Hidup bisa diibaratkan seperti menyusuri goa. Pengorbanan yang tak sedikit akan senantiasa membawa kita terlepas dari belenggu jalanan yang tak nyaman ini.

Post a Comment

silahkan berkomentar sesuka hati disini..

My Instagram

Copyright © Amirotul Choiriah . Blogger Templates Designed by OddThemes