Setiap malam dirumah pak lurah sering kedatangan beberapa
warga desa untuk memetik tangkai cengkeh hasil kebun pribadi bapak lurah.
Bak-bak berisi ratusan cengkeh berserakan di garasi pak lurah. Kami pun turut
serta membantu memetik cengkeh. Sesekali ngobrol sama ibu lurah dan warga desa.
terkadang kami tidak paham dengan apa yang diomongkan, karena bahasa jawa
temanggung ini beda dengan bahasa jawa semarangan.
Aroma cengkeh yang timbul mendominasi penciuman kami.
Wanginya enak. Ketika sudah tidak ada bahan untuk dijadikan obrolan, kami pun
larut dalam rutinitas memetik cengkeh. Ini menjadi pengalaman yang tak
terlupakan. Baru pertama kali kami terjun langsung dan berhadapan dengan memetik
cengkeh. Biasanya kami hanya jadi konsumen, dan di KKN ini kami turut andil
dalam pengolahan cengkeh, yah walaupun sekedar memetik tangkainya saja~
Siang hari, kami pun membantu ibu lurah di halaman depan
rumah. Bu lurah menjemur cengkeh yang dikeringkan setelah hasil pemetikan
semalam. Biji-biji cengkeh disebar memenuhi halaman depan rumah. Tak ada celah
jalan untuk motor berlalu-lalang. Bila ingin lewat, injak-injak saja
cengkehnya. Cengkeh membutuhkan sinar matahari supaya cepat kering dan setelah
kering, biji-biji cengkeh di masukan dimesin penggiling untuk diolah lalu
dikumpulkan ke sak dan kemudian dijual.
Kami pun turut membantu penyerokan cengkeh di pagi hari.
Menggunakan alat serok sederhana dari kayu, dengan senang hati kami
bermain-main dengan biji cengkeh yang tersebar. bila sore tiba, kami pun turut
membantu mengumpulkan cengkeh-cengkeh yang berserakan untuk dikumpulkan jadi
satu.
terimakasih banyak buat infonya. :)
ReplyDelete