hari kedua dialam bebas

Hari kedua dialam bebas. Bangun pagi-pagi tidak langsung mandi, tetapi langsung melakukan pemanasan. Istilah bulenya stretching.. kami baris dua banjar, dan pemanasan pun mulai.. di pandu oleh erwan dan dihitung oleh setiap manusia yang mengikuti pemanasan.
Pagi hari yang sejuk. Bau alam pegunungan yang membahana dihidungku. Ku rasakan kedamaian yang menyelimuti jiwa ketika kuhirup oksigen bersih di ungaran ini.
Setelah melakukan pemanasan, meregangkan otot-otot karena semalam tidur tidak bisa gerak di bivak yang sempit dan sesak, aku dan teman-teman lari mengelilingi lapangan. Setelah itu panitia meminta kami untuk berlari kearah atas, dan menemui bang inu, salah satu panitia kami juga. Kami terus berlari keatas, melewati pohon-pohon yang rindang.. dan sampailah pada tempat tujuan, bang inu menunggu kami. Dia duduk di dibawah pohon. Setelah itu kami diajarkan bernyanyi. Yaa.. seperti anak TK. Nyanyian bertemakan pendas ini. Niatnya biar lebih semangat gitu..
Setelah diajari bernyanyi,kami disuruh kembali ke camp. Rutinitas pagi ini yaitu masak. Ada kejadian menggelikan disini. kami kan membawa beberapa nesting sama kompor. Nah, pagi ini kami memasak mie sama nasi doang. Dan minumnya adalahh jahe hangat. Saat lagi bikin jahe, kan di nesting ya.. eehh temenku yang bernama fatma tiba-tiba datang terus di nesting tempat pembuatan jahe itu di masukkan bumbu mie. Dikiranya itu buat bikin mie, padahal mau bikin minuman jahe.. dasar ya.. alhasil, sekalian aja deh masukkin mie nya. Pertama nih, mie rasa jahe ! mau gak mau, kami tetap makan tuh mie rasa jahe. Inovasi baru di alam bebas . kalau dibuang sayang, mubadzir.
Kami makan dengan lahap. Jujur saja.. gak kenyang !! apadaya, kami mahluk lemah tekanan panitia, gak peduli deh ama kelaparan atau apa. Gak kenal..
Setelah makan.. kami disuruh packing membereskan bivak. Semua peralatan dalam lindungan tas carier. Rencana hari ini kami akan melakukan pendakian ke atas. Hap hap hap.. semangat. Pertama dalam hidupku nih, pendakian.. hah ? berasa keren dengan menggunakan tas carier.
Kami akan melewati pos-pos yang sudah diatur oleh panitia. Kami harus mengikuti stringline yang dipasang panitia. Stringline-nya berwarna merah. Kami diharapkan setelah mengikuti penunjuk jalan itu, gak kesasar.
Sebelum berangkat keatas, kami dibekali oleh panitia dua buah batu. Batu besar dan kecil. Setiap kelompok dapat dua. Berhubung aku kelompok empat dan terakhir, jadi jalan paling akhir sendiri.
Kami berjalan menelusuri jalan setapak yang nanjak. Tak lama kemudian, kami melihat stringline yang terpasang didahan pohon. Itu artinya jalannya belok kekiri.
Kami terus berjalan. Kali ini jalannya turunan yang cukup curam dan licin. Perlu kewaspadaan dan kesabaran nih..
Dan tibalah pada sebuah pos pertama. pos pertama kami diminta untuk menceburkan diri di saluran air. Airnya bersih karena mengalir dari atas gunung. Dingin dan menyegarkan badan. Ingat kalau tidak mandi, sekalian deh mandi. Di saluran ini, aku dan kelompokku diminta untuk push up. Kali ini, aku berperang melawan derasnya arus air yang sesekali melemahkan pertahanannku untuk push up. Istilah jawanya, ngelintir. Arusnya mengerikan, sampai badan kami hampir terbawa oleh arus.setelah push up, kami disuruh berjalan jongkok melewati saluran menuju kelompok lain yang sudah lebih dulu selesai dalam misi pos ini. Carier yang dengan tenang berada diatas, ikut digelintirkan oleh panitia. So, cariernya basah ! dan.. karena kebodohanku yang tidak kuat mengikat trash bag untuk melindungi isi carrier tidak kuat dan talinya lepas… isi tas carrierku basah semua. Baju, mukena, trining.. semua basah tak bersisa. Dan ini menambah-nambahi beban pundakku membawa carrier serta isinya yang basah dan tak lupa batu amanat panitia bertengger aman di carrierku.
Melanjutkan perjalanan ke pos berikutnya. Sebelah kiri ku jurang yang curam. Sesekali menoleh kebawah menguji adrenalinku yang aduhai.. hah.. salah langkah atau kepleset sedikit saja, aku sudah jatuh ke jurang. Untung, aku tetap sabar dalam melangkahkan kakiku.
Nuansa alam yang asri dan hijau. Sesekali terdengar suara burung yang berkicau ditengah rimbunnya hutan ini. Langkah kami tak gontai untuk melangkah. Mengikuti stringline-stringline yang ada. Melewati tanjakan yang tinggi dengan beban yang berkali-kali lipat beratnya di pundak. Sesekali kami berhenti. Rasa capek setia menemani perjalanan kami.
Ini baru pertama kalinya aku berada di hutan seperti ini. Aku senang. Tapi.. capek. Hah.. berkali kali aku merepotkan temen kelompokku. Selelu minta berhenti untuk istirahat dulu. Yah.. ini pertama kalinya bagiku. Agak sedikit kaget kali ya.. beradaptasi dengan alam bebas seperti ini.
Tibalah di pos kedua. Sebelah kiri ku tidak jurang lagi, melainkan sungai dengan arus yang deras. sungai yang besar dan mungkin mempunyai kedalaman sampai keperut bumi..lebay. bayanganku kembali ke film yang pernah aku tonton sebelumnya, film tentang buaya besar dan mengerikan yang tinggal di sungai amazon. Hah.. stop stop, jangan memikirkan yang enggak-enggak.. ini bukan sungai amazon, dan tak ada tanda-tanda ada buaya yang hidup disungai ini.
menunggu antrian kelompok pertama yang maju terlebih dahulu. Sekali lagi, aku kelompok empat. Kelompok terakhir.sambil beristirahat dan meregangkan otot-otot karena perjalanan tadi begitu menyita tenaga dengan membawa carrier yang berat dan basah. Sesekali menggerakkan pundakku, berharap tulangnya tidak copot.. dan, ternyata pundakku masih berfungsi secara normal, mungkin kerjanya agak sedikit kendor dengan berat carrier yang naudzubillah.. azab dan sengsara bagi si pundak ini.
Sampailah pada giliran kelompok ku. Kami diminta baris sejajar dan aku beridiri ditengah disamping abi sebagai ketua kelompok dan di sebelah kiriku hana,kamudian andri. Tak lupa abi laporan bahwa kelompok empat dalam keadaan sehat.
Ternyata, misi di pos dua ini adalah amanat. setiap orang dikelompok kami di beri batu satu-satu. Karena aku mengaku bahwa mahluk terlemah dikelompok empat, jadi bang inu memberikan batu yang agak ringan. Hah.. ringan podowae bang kalau carrier basah. Sama juga bawa batu berton-ton. Pundak masih tetap setia melekat ditubuhku dengan menopang tas carrier.
Kami melanjutkan perjalanan kami. Melewati sungai yang.. ya Allah, apa ini.. arusnya deras banget. Kadang langkahku goyah, ngeliyeng-nggeliyeng.. karena membawa beban ini. Untung yah.. aku masih sayang sama nyawaku, aku bisa berdiri dengan tegak, menahan rasa berat yang menyelimuti pundakku ini.
Tiba di tanjakan yang tinggiiiii banget. Aku berhenti sebentar. Melihat tanjakan ini dengan takjub, pikiranku kemana-mana.. energi negatif merangsang otakku. “tidak bisa.. aa.. tidak bisa.. tanjaknnya tinggi banget,beraaaat..” begitulah isi hatiku saat itu. Manja ya aku. Memang !
Hah.. gak enak kalau berhenti lama-lama disini. apapun yang terjadi.. hampphh.. nanjak deh !! dengan membungkukan badan, aku melangkahkan kakiku. Terasa berat saat aku menoleh kekiriku yaitu jurang.. serasa nyawaku sudah setengah. Aku terus menanjak dengan langkah sedikit sedikit. Temanku setia menungguku dibelakang. Memberi dorongan ke aku bahwa aku bisa melewati ini semua. Tapi.. setengah tanjakan, gak tau dapat apa, energi darimana, aku tiba-tiba terjatuh. Rasanya, aku sudah tidak sanggup lagi. Ingat dikiri ku adalah jurang. Teman-teman dari kelompok tiga balik turun lagi untuk membantuku berdiri. Sumpah.. masa-masa yang sulit. Aku terus nanjak dengan kekuatan penuh dan positif yang kutanam didiriku. Akhirnya.. sampai juga keatas. Hampir saja.. nyawaku sayang jatuh kepangkuan jurang. Tarik nafas dalam-dalam dan berucap syukur kepada Allah, masih bisa menghirup oksigen dengan kedua lubang hidung yang masih berfungsi secara normal. J
Tanjakan.. turunan.. adalah lawanku saat ini. Turunan aku bisa melewatinya dengan oke dan penuh hati-hati. Tanjakan ? aku mengeluh dengan tanjakan. Beban berat badanku dan berat carrier ini yang menjadi hambatan. Bukan.. sepertinya hanya pikiranku saja. Aku terlalu mengeluh dengan semua ini. Merepotkan saja.. dan yang menjadi alasanku adalah kurangnya sarapan! Sarapan adalah sumber energi, dan aku Cuma menghabiskan beberapa sendok saja. Lemas deh.. huhu L
Mental dan fisik harus kuat kalau menaklukan gunung. Ini masih sepele, baru kaki gunung ungaran.. belum semeru, mentalku sudah kaya tempe saja.. sedih. Tapi aku berjanji, aku akan melatih fisiku biar kuat ! mahameru.. tunggulah kedatanganku kelak ! dan aku harus kuat kuat KUAT !!!!
Hap hap hap.. mendapatkan turunan. Turun secara perlahan dan hatihati.. melewati sungai dangkal yang disambut oleh batu-batu besar yang licin. Sepatu basah.. semakin menambah beban. Dan untuk kedua kalinya.. aku terjatuh. Kali ini bukan ditanjakan yang ada jurangnya, tapi disungai. Waktu mau menyebrang, terus terjatuh. Sakiiiit banget kakiku. Kemudian temenku membantu untuk bangun.
Rasa lelah, capek, mangkel.. semua hilang ketika kudapati air terjun curug laweu ! ini pertama kalinya aku melihat air terjun secara langsung pakai mata kepalaku sendiri. Subhanallah.. keren sekali. Airnya menggujur dengan suara yang sangat keras sekali. Lupa deh sama jalur ekstrim yang aku lewati tadi.
Pos tiga berada di curug lawue. Dan parahnya.. aku menghilangkan kartu oranye! Karu oranye adalah syarat untuk mengikuti misi yang ada di pos. halah.. ternyata, aku menjatuhkannya. Mungkin saat ditanjakan waktu aku terjatuh. Kena seri deh.. tapi serinya nanti dibayar saat sudah sampai camp. Gak mungkinlah bayar seri diatas batu-batuan kayak gini.
Yang menemukan kartu oranye kelompokku adalah mbak jo. Terus dikembalikan ke aku. Gak mau mengulangi kesalahan lagi, aku simpan baik-baik kartu oranye di saku dada.
Setelah pos ketiga , kami kembali lagi melawati jalanan ekstrim tadi. Lagi-lagi.. nanjak. Lamalama aku phobia dengan tanjakan.. gak gak gakuat ! hahaha.. eits, mental tempe gak boleh dipelihara ! pasti kuat.. hilangkan mental tempe. Tanjakan ? I dare you ! :D
Kami terus berjalan menajak, menurun.. bau tanah dan tumbuhan serasa sudah bersahabat di hidungku. Aromanya alami dan sangat menggugah selera.. (apadah ini?)
Karena terlalu lelah, kami sampai melupakan adanya stringline. Alhasil.. nyasar sampai jauh. Jalannya turun, untung bang frans langsung menghampiri kami dan bilang kalau jalannya salah. Balik lagi, dan nanjak. Hah huh.. nanjak lagi nanjak lagi..
Melewati jembatan kayu yang dibawahnya adalah sungai berarus deras. Ekstra hati-hati. Mengingat bahwa kayu yang digunakan sebagai jembatan sudah tua dan agak rapuh.. apalah itu, berdoa yang kenceng. Semoga bisa sampai sebrang dengan selamat.
Tadi curug laweu , sekarang curug benowo. Dua kali bertemu dengan air terjun. Aku terpesona dengan keindahannya air terjun. Sumpah.. keren. Kali ini airnya begitu dan deras, dan itu pertanda akan adanya badai. Kami diminta untuk berjalan agak cepat supaya tidak bertemu dengan badai. Di curug benowo ini Cuma melewati doang. Tidak sempat berhenti untuk mengaguminya..
Hujan mengguyur diperjalanan melewati curug benowo. Aku mengeluh lagi.. ini menambah beban kami ! semua bergerak cepat. Sempat sesekali tersungkur.
Setelah hujan reda, kami berhenti sejenak di sungai yang dangkal. Aku duduk di batu besar. Hah.. tenaga ku sudah habis dihabiskan oleh tanjakan-tanjakan itu. Sekali duduk, untuk berdiri pun susah. Karena beban ini yang sangat iuh banget.. teman-teman yang mengerti kondisiku saat itu, mengurangi isi carrier yang aku bawa. Batu amanat tadi berpindah carrier. Sedikit egois aku, membiarkan temanku menderita. Tapi tetap saja temenku bersikukuh membawakannya. Hah.. makasih banget. Tas carrier ku agak sedikit ringan. Tapi, masih saja aku mengeluh berat !
Kami ada tugas berpura-pura menjadi tim SAR untuk menyelamatkan korban. Kami harus menemukan korban yang tersebar disepanjang jalan. Disini, korban bukan orang sungguhan, tetapi bungkus makanan ringan. Anggap saja bungkus makanan itu korban. Tetapi.. kami lupa akan tugas itu. Kami terus berjalan tak mempedulikan kiri kanan. Memang ya.. rasa capek mengalihkan semuanya.
Hari semakin siang.. kami kembali ke camp melwati jalan pertama tadi.
Setelah mau sampai ke camp, tiba-tiba kakiku kram. Otot kaki tegang. Bila digerakkan sakitnya bukan main. Istirahat dulu.. terus waktu kembali, temenku langsung membawakan carrierku. Huhu..

Post a Comment

silahkan berkomentar sesuka hati disini..

My Instagram

Copyright © Amirotul Choiriah . Blogger Templates Designed by OddThemes