pagi
ini udara segar menyapa penduduk desa dengan kesejukan yang ikhlas. Kesejukan
itu disebarkan secara merata dan dapat dinikmati oleh mahluk-mahluk ciptaan
Tuhan yang sedang berada di Desa yang terkenal akan perdagangan makanan yang
beraneka ragam.
Semua penduduk desa tengah sibuk
dengan rutinitas kesehariannya. Dan seperti pagi sebelumnya, pagi ini pun tetap
sama. Para penduduk seperti robot yang menjalankan rutinitasnya yang itu-itu
saja dan berulang setiap paginya. Menakar adonan makanan, lalu meraciknya jadi
satu, kemudian adonan makanan itu di masak hingga menjadi satu jenis makanan
yang menggugah selera. Setelah makanan
itu siap lalu disajikan di kedai dan diperjualkan untuk para pendatang atau
penduduk setempat. Desa ini memiliki banyak makanan khas dan itu beraneka
ragam, sehingga pendatang pun bisa memilih makanan yang belum pernah ia cicipi
sebelumnya.
Selain manusia, penghuni tetap di
Desa ini pun bermacam-macam. Paling banyak mendominasi adalah semut. Ya, di
Desa ini terdapat kerjaan semut yang tersohor dan dihormati oleh berbagai
kerajaan semut di Desa lain. Sebab, kerajaan semut di Desa ini sangat kaya akan
makanan. Harta yang dimiliki kerajaan semut ini sangat melimpah ruah.
Pagi ini sang ratu semut pun
menyiapkan barisan semut untuk mengecek kondisi para pasukannya. Diharapkan
semua pasukan semut dalam keadaan sehat dan kondisi yang bagus supaya bisa
bekerja untuk mencukupi kebutuhan makanan kerajaan. Tak lupa pemanasan sebelum
berangkat bekerja agar bisa melewati serangan dari manusia bila ketahuan
mengambil serpihan-serpihan makanan. Pasukan semut dilatih oleh ketua pasukan
dengan keras agar mereka kuat dengan tindakan manusia yang kadang semena-mena
menginjak mahluk yang sama-sama ciptaan Tuhan ini.
pasukan
semut dilatih untuk bisa berlari cepat ketika tangan usil manusia mendekati
tubuh mereka. Pasukan semut juga dilatih ketahanan fisik agar sanggup melewati
kapur ajaib yang kadang mengitari di sekitar meja makan. Semua itu dilakukan
supaya kerajaan semut di Desa ini makmur. Sebab, kekayaan kerajaan semut adalah
dlihat dari rakyatnya yang tercukupi kebutuhan makanan. Stok makanan di gudang
pun juga menjadi salah satu kejayaan kerajaan semut. Terkadang, rakyat di
kerjaaan semut membantu kebutuhan makanan di kerajaan desa lain yang membutuhkan.
Salah satu sifat dasar semut adalah saling membatu satu sama lain dalam
memenuhi kebutuhan makanannya, tak heran jika manusia sering melihat usaha
semut dalam mencari makanan dengan cara gotong royong. Bersama-sama dalam
mencari makanan dan hasil yang didapat pun dapat dirasakan oleh semua kalangan
semut.
“nah
pasukanku, pagi ini ku harap kalian siap untuk bekerja. Ku harap hasilnya lebih
memuaskan daripada kemarin. Mengerti?” titah ratu semut pun diiyakan oleh
pasukan yang berbaris rapi di depan mimbar tempat sang ratu berdiri.
“ku
minta, jaga diri kalian karena banyak rintangan yang akan kalian hadapi disana.
Bekerja tidak hanya menggunakan fisik saja, tapi kecerdikan kalian pun
diperlukan. Kalian harus bisa mendapatkan makanan itu dan kembali dengan
selamat. Semoga hari ini tidak ada korban” sang ratu pun memberi petuah kepada
pasukan semut. Setiap hari petuah yang ia berikan kepada sang semut sebelum
berangkat bekerja adalah sama. Kata-kata yang sama menjadi sarapan pagi untuk
para pasukan semut. Dan, setiap hari pula selalu ada pasukan semut yang menjadi
korban dari keganasan manusia dalam menyingkirkan keeksistensian semut.
Setelah
menyiapkan diri dengan matang, pasukan semut pun berbaris dan berjalan menuju
lokasi yang menjadi tujuannya dalam meraup makanan. Ia melewati lantai yang
banyak akan minyak. Pasukan semut tidak perlu khawatir untuk terpeleset dikala
berjalan dilantai yang licin. Tubuh mereka seimbang dengan dua tangan dan dua
kaki yang sejajar letaknya.
Pasukan
semut berjalan menaiki meja kayu. Bau menyeruak diatas meja sudah tercium oleh
pasukan semut. Mereka pun mengikuti arah dimana sumber bau tersebut. Para
manusia tengah sibuk menyiapkan berbagai resep makanan untuk disajikan lalu
dijual supaya mendapat uang lebih. Para manusia tidak tahu akan kehadiran
pasukan semut yang berbondong-bondong datang untuk bekerja mencari secuil
makanan demi kemakmuran kerajaan semut.
Perjuangan
pasukan semut tidak segampang itu dalam mendapatkan makanan. Pengorbanan yang
banyak telah ia berikan demi kerajaan. Di meja ini, pasukan semut mendapati
serpihan putih yang mengelilingi meja. Bagi semut, itu seperti benteng yang
harus mereka panjat untuk sampai ke tujuan awal. Itu adalah kapur ajaib. Bila
pasukan semut melewati kapur ajaib itu, maka tubuhnya akan kepanasan sebab zat
kimia yang terkandung dalam kapur ajaib itu dapat meracuni sistem pernafasan
semut, sehingga efek yang ditimbulkan adalah ketidaksadaran diri pada semut
yang lambat laun kematian akan merenggut nyawa pasukan semut.
Pasukan
semut tidak boleh gegabah. Dalam melakukan pekerjaannya ini, mereka dituntut
untuk berpikir cerdas. Lalu, mereka mencari celah barangkali ada jalan masuk
untuk menuju makanan yang tersaji diatas piring raksasa. Pasukan semut pun
mengitari benteng pertahanan tersebut, mereka berpencar.
Setelah
lama mencari, ada jalan masuk yang menghubungkan pasukan semut dengan makanan.
Sendok yang tergeletak secara tengkurap di bibir piring, menjadi jalan pasukan
semut menuju makanan. Posisi kepala sendok di bibir piring sementara kaki
sendok ada di meja dan melewati kapur ajaib sehingga menjadi peluang pasukan
semut untuk menyebrangi benteng kapur ajaib lalu menuju langsung ke piring yang
terdapat makanan disana.
Saatnya
pasukan semut bekerja! Ketua pasukan yang ada di depan barisan pun mengambil
secuil makanan sesuai kemampuannya lalu diberikan kepada semut yang
dibelakangnya, lalu kemudian diberikan ke semut dibelakangnya lagi dan begitu
seterusnya. Sistem estafet ini meringankan beban pasukan semut dan mempercepat
pekerjaan. Pasukan semut membuat barisan yang sangat panjang dari posisi meja
sampai ke kerajaan. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Pepatah
tersebut menjadi pedoman pasukan semut dalam bekerja.
Lalu, guncangan terjadi dan seluruh
pasukan semut yang berada di posisi diatas meja pun berhamburan kemana-mana.
rupanya manusia mengangkap basah kelakuan pasukan semut yang mengambil makanan
di atas meja. Manusia itu pun menggebrak meja makan dan mengguncang-guncangkan
piring yang berisi makanan dengan kasar. Para semut pun tak dapat mengelak
goncangan itu lalu tubuh mereka terpental kemana-mana. Beberapa dari mereka
terjatuh di lintasan kapur ajaib. Nafas mereka yang berada di garis kapur ajaib
terasa sesak menyeruak di dada. Mata mereka berkunang-kunang.
“ketua.. ayo kita lari!” salah satu
pasukan pun mengajak ketua untuk berlari menjauh dari tempat ini. sang ketua
yang berada di garis kapur ajaib pun segera menggerakkan tubuhnya untuk
berlari. Namun, serbuk dari kapur ajaib tersebut banyak sekali yang berhamburan
di hidungnya lalu masuk kedalam sistem pernafasanya. Nafas sang ketua memburu
dahsyat, rasa hati ingin berlari menjauhi tempat itu, namun raga tak bisa
diajak kompromi. Tubuhnya lemas seketika dan tatapan matanya kian memudar. tak
lama waktu berselang, tubuh sang ketua tak sadarkan diri. Pasukan semut yang
pun pergi meninggalkan tubuh sang ketua. Perasaan sedih merajai hati pasukan
semut. Tidak hanya ketua saja, beberapa pasukan semut pun mengalami hal yang
sama seperti ketua pasukan.
Pasukan semut pun kembali ke
kerajaan dengan membawa sedikit makanan. Sang ratu semut pun dapat memaklumi.
Kerajaan semut ini pun berduka sebab ketua pasukan telah meninggalkan kerajaan.
Setiap hari selalu ada korban, namun kali ini korbannya adalah sang ketua
pasukan yang paling sang ratu percaya untuk urusan pekerjaan mencari makanan.
Sang ketua pasukan memiliki personaliti yang cerdik dan disiplin. Sang ratu pun
sangat senang dengan keahlian sang ketua pasukan dalam mengatur para pasukan.
Namun kali ini ia telah tiada, dan tentu akan ada pengganti sang ketua untuk
memimpin pasukan semut.
Setelah kepergian sang ketua,
kerajaan tak mau terlalu lama larut dalam kesedihan. Lalu, dipilihlah ketua
baru dalam memimpin pasukan semut. Kemudian, hari berganti hari kerajaan semut pun
selalu mengerjakan tugasnya dalam mencari makanan untuk kerajaan. Dan rutinitas
setiap pagi ini pun selalu sama.
*fabel ini pernah diajukan untuk mengikuti event fabel fiksiana di kompasiana*
Menarik alur dan latar ceritanya imajiner plus realistis hehe..
ReplyDeleteOw thankyou!! :)
Delete